Live of Life for Student
Apa yang terlintas dipikiranmu ketika pertama kali mendengar kata mahasiswa?
Mereka adalah orang-orang yang berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan. Ketika kita belum mengalaminya sendiri, mungkin kita berpikir bahwa menjadi mahasiswa adalah hal yang menyenangkan, dengan waktu belajar yang fleksibel, pakaian bebas, memiliki banyak teman baru dari berbagai kota bahkan negara, dan bahkan apa yang kita pelajari adalah apa yang paling menjadi passion atau hal yang paling kita minati yang dikelompokkan menjadi program studi dari masing-masing jurusan, sehingga kita akan menjadi lebih terarah.
Namun, pada kenyataannya menjadi mahasiswa tidak semudah itu. Dimulai dari ketika pertama kali kita akan mendaftar untuk masuk di sebuah universitas, ada banyak tes yang harus kita ikuti, dan mungkin kita tidak akan langsung lolos semudah itu sehingga kita harus terus mengulang sampai kita lolos, yang tentunya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, ada banyak kegalauan ketika mulai memilih program studi, terkadang orang tua ikut mengambil bagian dalam menentukan masa depan kita padahal sebenarnya kita tidak menyukai hal tersebut.
Ada banyak alasan mengapa seseorang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, ada yang memang mengerti bahwa dia menjadi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan yang luas agar mampu bersaing dalam dunia kerja, tapi ada juga yang hanya karena gengsi atau mengikuti keinginan orang tua dengan penuh keterpaksaan, dan akhirnya malah menimbulkan dampak yang tidak baik, seperti ketika diberi tanggung jawab untuk melakukan tugas, dia tidak mengerjakan dengan sungguh-sungguh atau bahkan tidak mengerjakannya sama sekali.
Begitupun ketika sudah masuk ke sebuah universitas, beberapa orang mungkin terpaksa masuk ke universitas tersebut karena di tolak oleh banyak universitas, atau hanya sekedar untuk mengisi waktu luang karena ingin mencoba di tahun berikutnya untuk mendapatkan universitas lain yang dia inginkan sebelumnya, atau hanya sebagai cadangan karena menunggu pengumuman dari universitas lain. Ketika sudah masuk untuk pertama kalinya, mulai timbul banyak masalah yang lebih kompleks, ada yang mengalami culture shock, dimana kondisi lingkungan budaya, kampus, kelas ataupun teman yang sangat berbeda atau tidak seperti yang diharapkan sebelumnya, terutama ketika mereka berasal dari daerah yang berbeda, bukan hanya itu tetapi ketika beberapa bulan sudah berlalu, beberapa orang yang tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru mengalami homesick atau keadaan di mana seseorang merasa menderita karena jauh dari rumah dan orang tua, mungkin juga ada yang mengalami kegalauan karena merasa salah jurusan yang menyebabkan mereka tidak dapat mengejar ketertinggalan dalam materi, lalu memilih keluar atau mencoba untuk mendaftar kuliah lagi di tahun berikutnya, dan itu sangat disayangkan, namun alasan mahasiswa keluar dari kampus tidak hanya itu, ada yang memang keluar karena ekonomi keluarganya mulai terganggu, sulit mendapat beasiswa sehingga memengaruhi uang kuliah tunggal yang harus rutin dibayar setiap semester, atau mungkin karena alasan kesehatan, atau karena alasan pribadi.
Lingkungan pergaulan baru memaksa seseorang untuk mampu beradaptasi dengan siapapun, tetapi jika tidak mampu untuk mengendalikan diri justru akan menjerumuskan diri sendiri, misalnya membuat mereka terjerumus kasus narkoba, pencurian, kekerasan seksual, pornografi, dan terkadang ketika mereka mulai mencari jati diri atau bahkan pelampiasan karena kejenuhannya, namun bertemu dengan orang yang salah, akan membuat mereka mencari pembenaran, yang efeknya adalah membuat mereka jadi tempramen atau sulit untuk mengendalikan emosi dalam diri mereka, apapun yang orang lain lakukan di anggap hal negatif, salah dan mereka menentang apapun yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Selain itu ada hal-hal sepele yang sering diabaikan oleh mahasiswa di lingkungan kampus, padahal hal tersebut justru menunjukkan karakter dan siapa diri mereka, yaitu membuang sampah sembarang, atau setelah makan bungkusnya hanya di tinggalkan ditempat di mana terakhir mereka duduk, lalu parkir sembarangan dan tidak diletakkan sesuai tempat yang sudah tersedia.
Kehidupan mahasiswa memiliki lingkup yang luas, di era globalisasi yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk mengembangkan kemampuan dan pengalaman, justru sangat jarang dimanfaatkan, banyak mahasiswa yang justru menyia-nyiakan kesempatan besar yang dianggap remeh, seperti malas masuk kelas pagi, malas mengikuti seminar karena dianggap kurang penting, malas untuk mencoba internship yang sebenarnya bisa menjadi kesempatan besar untuk menambah pengalaman sebelum memasuki dunia kerja, tidak ingin mencoba mengikuti lomba-lomba atau kompetisi karena takut kalah atau takut tidak bisa. Mereka justru sibuk memikirkan hubungan percintaannya, dan menyenangkan diri mereka sendiri sehingga tidak ada waktu untuk mengerjakan tugas atau belajar hal-hal baru yang menunjang karier mereka ke depannya.
Masuk di tahun terakhir dan sudah saatnya menyusun skripsi, mengapa banyak yang merasa kesulitan dan bahkan sampai stress karena hal tersebut, mungkin karena mereka yang mempersulit diri mereka sendiri, terlalu banyak
waktu yang terbuang sia-sia yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar.