What Do I Think About Envy
Iri hati adalah emosi yang dimiliki setiap individu yang mungkin disimpan secara rahasia. Iri hati berkaitan dengan perasaan tidak senang tentang kesuksesan orang lain, atau tentang apa yang mereka miliki, dan pada saat yang sama, diam-diam aku merasa diriku lebih rendah dari orang lain dengan rasa sakit yang menyertainya.
Jika aku iri pada seseorang, aku mungkin tidak akan memberitahukan nya kepada siapa pun, kecuali, mungkin aku akan memberitahukan rasa iri hatiku kepada seseoarang yang sama-sama memiliki iri hati terhadap orang yang sama denganku. Hal ini menimbulkan persaingan dan perbandingan sosial antara diriku dan orang lain yang merupakan pemicu dari rasa iri tersebut.
Rasa iri hati membuatku merasa rendah diri dan aku sering berasumsi bahwa kehidupan orang lain lebih bahagia atau lebih baik dari pada hidupku.
Pikiran dan perasaan yang dibangkitkan ketika emosi iri yang dipicu di otakku membuatku mengalami permusuhan terhadap orang itu dan kesedihan dalam diriku ketika melihatnya. Otak sebenarnya mencatat rasa sakit fisik ketika kita berada dalam situasi iri hati, sama seperti ketika kita merasa sedih atau mengalami penolakan sosial dan rasa iri itu membuatku merasa sengsara.
Cara yang biasanya dapat aku lakukan untuk menghilangkan atau meminimalisir kemungkinan terburuk ketika aku merasa iri.
Pada dasarnya, rasa iri hati tidak selalu bisa didefinisikan pada hal-hal, pikiran atau sikap yang bersifat negatif jika aku dapat mengubahnya untuk membantuku membuat keputusan besar dalam hidup. Rasa iri bisa membuka pintu yang tidak pernah aku lihat atau takut untuk dilalui sebelumnya.
Apa yang bisa kulakukan ketika perasaan dan pikiran itu muncul?
1. Pahami Pemicunya
Pahami apa pemicu dari rasa iri dihatiku, apakah itu karena status, uang, kekuasaan, ikatan keluarga, hubungan dengan pasangan atau kecerdasan. Biasanya rasa iri datang karena apa yang kita lihat, lalu kita akan membuat khayalan tentang memiliki apa yang orang lain miliki tetapi tidak kita miliki. Ketika aku tahu pemicunya, aku akan berhenti membayangkan sebahagia apa hidup orang lain dibandingkan hidupku, berhenti untuk membuat asumsi yang menyengsarakanku dan akhirnya hanya akan membuatku mengalami kemunduran.
Ketika aku paham pemicunya adalah hal-hal yang berhubungan dengan perasaan, lalu aku tidak sengaja melihatnya, kemudian pikiranku mulai membayangkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu aku pikirkan, yang akan aku lakukan adalah meninggalkan dan melupakannya,mengalihkan pikiranku dengan hal yang lebih menyenangkan, apapun itu. Namun, ketika pemicunya ternyata karena hal-hal yang berhubungan dengan materi, aku mulai bergerak, mencari peluang, mengembangkan potensiku dan melakukan perubahan yang mengubah kondisiku, aku tidak akan pernah membiarkan pikiranku untuk tetap berada dalam situasi yang lebih rendah.
2. Bersyukur
Bersyukur adalah cara yang cukup membantu. Aku belajar untuk mengevaluasi potensi yang aku miliki dan menerima keterbatasanku sebagai suatu hal yang bisa disyukuri. Semakin aku berpikir situasinya tidak adil, semakin aku akan menemukan cara untuk meremehkan diriku sendiri. Aku mulail membayangkan hal-hal sederhana yang sebenarnya sangat berharga, seperti beberapa teman atau keluarga yang menyayangiku meski aku ditolak dan ditinggalkan oleh orang yang aku sukai, bagaimana aku masih tetap bisa bangun dipagi hari dengan tubuh yang sehat, bisa makan dengan teratur meski tidak dengan lauk seperti yang aku mau, dan aku masih bisa bangun dalam keterpurukanku meski aku tidak memiliki uang sepeserpun. Aku belajar bersyukur atas apa yang aku dapatkan dalam hidupku, meski kenyataannya tidak sama dengan apa yang aku inginkan.
3. Memfokuskan pikiran
Fokus pada hal-hal yang ada dalam kendaliku. Iri hati mungkin datang dengan berbagai cara. Salah satunya adalah pikiran, yang akan bermanifestasi dalam bentuk kemarahan dan keinginan yang dikenal sebagai emosi iri hati. Pikiran itu adalah sesuatu yang paling mematikan, karena dia bisa mematikan potensi yang ada dalam diriku, dan dia bisa menghancurkan apa yang selama ini jadi tujuan atau fokus dari hidupku, jadi aku mulai belajar untuk bisa mengendalikannya.
Rasa iri memotivasiku untuk berusaha mengambil apa yang dimiliki orang lain, mencapainya untuk diriku sendiri, atau lebih baik. Jadi aku mulai mengembangkan mentalitas untuk fokus dan terus berkembang, fokus untuk mengurangi banyak tekanan yang datang dari orang lain atau lingkungan sekitarku. Saatnya fokus pada sesuatu yang bermanfaat, menyenangkan, dan positif.
4. Memanfaatkan peluang dan menjadi produktif
Apa yang dapat kita pelajari dari iri hati adalah kegagalan, dan sebaik mungkin kita harus bisa tidak membatasi pikiran dan hidup kita yang hanya tertuju dengan kelebihan orang lain lalu memandang rendah diri kita sendiri. Terkadang sulit untuk melakukannya. Mentalitas semacam itu mungkin terdengar sangat tidak menarik bagi siapa pun untuk diinginkan. Jadi aku mulai untuk melepaskan. Manfaatkan setiap peluang atau celah yang muncul, meski peluang itu sangat kecil. Peluang itu adalah potensi yang ada didalam diriku sendiri, yang bisa aku kembangkan. Meski kemungkinannya kecil untukku, tapi mencoba melakukan hal baru lalu gagal akan lebih baik dari pada aku hanya berdiam diri dikamar dan meratapi kehidupanku yang tidak sama seperti yang orang lain miliki lalu mulai menyalahkan segala yang ada dalam hidupku.
5. Selalu berpikir positif
Ketika seseorang menerima sesuatu yang aku inginkan, aku berusaha untuk berbahagia dengan apa yang mereka dapatkan. Sukacita bukanlah sumber daya yang terbatas saat aku belajar mengalami kebahagiaan dalam sukacita orang lain. Berpikir positif adalah suatu cara untuk mengambil langkah besar untuk mengatasi rasa iri hati.
Untuk yang terakhir, aku menetapkan pada diriku sendiri bahwa aku unik. Hidupku terlalu berharga untuk dijalani seperti orang lain. Aku memiliki banyak alasan untuk bersyukur atas kehidupan yang telah Tuhan berikan.
“Membandingkan hidupku dengan orang lain selalu merupakan proposisi yang salah.” Aku memiliki hak atas perasaanku, termasuk rasa iri didalamnya, tetapi aku juga memiliki hak untuk mengubahnya.
Kebahagiaan ditemukan ketika aku berhenti membandingkan diriku dengan orang lain.Tanpa beban ini, aku akan dapat melangkah lebih jauh, melompat lebih tinggi, terbang lebih jauh, lebih bahagia, dan mencapai sesuatu lebih banyak dari orang lain.